Menjelang Lebaran, para pemilik bisnis baju muslim biasanya mendapat untung berlimpah. Soalnya, permintaan akan baju muslim jadi meningkat karena banyak yang ingin berlebaran dengan baju baru.
Namun, hal yang paling menyenangkan dari berkecimpung di bisnis ini di Indonesia, yaitu permintaan pasar akan tetap ada meski bukan saat Hari Raya Idulfitri.
Sebagai negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, berbusana muslim yang santun sudah jadi kebutuhan sehari-hari, apalagi bai yang sudah berhijrah mengenakan pakaian tertutup.
Dalam artikel ini, Cerita UMKM bakal membahas A sampai Z bisnis baju muslim. Mulai dari peluang usahanya, jenis baju yang bisa dijual, cara berjualan secara online, hingga perhitungan modalnya yang tidak sampai Rp10 juta!
Penasaran, kan? Yuk, simak sampai habis artikel ini.
Peluang Usaha Baju Muslim
Potensi industri UMKM halal di Indonesia, salah satunya bisnis baju muslim, terus menarik perhatian, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nadia Rakhmawati dalam penelitiannya bertajuk “Pusat Industri Halal Jadi Visi 2024, Tapi Kemajuan UMKM Halal Masih Banyak Kendala.”
Dalam konteks ini, UMKM memiliki potensi besar untuk dikembangkan baik di dalam negeri maupun di pasar internasional. Apalagi Indonesia sendiri merupakan salah satu konsumen terbesar produk halal di dunia, menyumbang sekitar 11,34% dari total konsumsi global.
Tingginya jumlah penduduk muslim di Indonesia juga memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan industri halal. Dengan sekitar 237.558.000 jiwa atau sekitar 86,93% dari total populasi Indonesia yang memeluk agama Islam pada 2022, permintaan akan produk halal pun menjadi tinggi di pasar domestik.
Dari berbagai sektor UMKM halal yang berkembang di Indonesia, sektor fashion halal menonjol sebagai salah satu yang paling menjanjikan. Sektor ini memiliki pangsa pasar yang cukup besar, terutama dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan busana yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Indonesia sendiri meraih pencapaian membanggakan dalam kategori modest fashion menurut laporan Ekonomi Syariah Global (SGIE) 2023/24. Data laporan SGIE menunjukkan, Indonesia berada di peringkat ketiga dalam kategori modest fashion, di belakang Turki dan Malaysia.
Ini mencerminkan kemajuan signifikan dalam industri fashion syar’i di Indonesia. Lebih jauh lagi, acara-acara seperti Indonesia Modest Fashion Day di Paviliun Indonesia Dubai Expo 2020 memberikan peluang bagi para desainer Indonesia.
Mereka dapat memamerkan karya-karya mereka secara internasional, menambah eksposur global bagi industri modest fashion di Tanah Air. Dalam event tahun 2020 tersebut, bahkan ada 20 desainer Indonesia yang menampilkan karya mereka di sana.
Berdasarkan data-data di atas, bisa dibilang peluang bagi UMKM yang ingin memulai bisnis baju muslim masih terbuka lebar. Baju muslim sudah jadi kebutuhan sehari-hari, tidak lagi hanya di hari raya.
Jenis-Jenis Baju Muslim
Sebelum memulai bisnis baju muslim, kamu perlu mengenali terlebih dahulu jenis-jenisnya. Baju muslim tidak hanya ada satu tipe, lho.
Ada beragam jenis baju muslim yang penggunaannya bervariasi. Ada yang cocok dipakai untuk acara formal, acara kasual, atau jadi pakaian sehari-hari.
Kamu bisa saja menjual ragam jenis baju muslim. Namun menjual satu jenis baju muslim juga sangat mungkin, malah bisa membantu branding usaha kamu. Misalnya, bisnis kamu dikenal sebagai bisnis yang menjual baju muslim formal.
Nah, Cerita UMKM bakal kasih kamu daftar beberapa jenis baju muslim yang ngetren di Indonesia buat jadi gambaran. Ini dia daftarnya:
1. Gamis
Berasal dari budaya Arab, gamis merupakan pakaian muslim yang terdiri dari baju panjang dengan potongan longgar yang menutupi aurat. Kini gamis telah berevolusi dengan desain-desain yang modis dan beragam.
Adapun ciri khas dari gamis, yaitu panjang bajunya hingga menutupi pergelangan kaki dan lengan yang panjang. Biasanya gamis terbuat dari bahan katun atau rayon yang nyaman dan longgar.
Meskipun berasal dari Arab, penggunaan gamis di Indonesia sudah sangat umum, terutama pada acara keagamaan. Kamu bisa memulai bisnis gamis sebagai pakaian muslim formal.
2. Tunik
Buat yang belum tahu, tunik adalah pakaian dua potong yang terbuat dari bahan linen dengan panjang hingga ke lutut atau lebih. Bagian lengan tunik bisa saja pendek, panjang, atau tanpa lengan.
Namun jika hendak menjual baju muslim, pilihlah desain tunik berlengan panjang. Dari segi fungsionalitasnya, tunik dikenal sebagai pakaian multifungsi yang cocok untuk berbagai kesempatan, baik formal maupun non-formal.
Dengan beragam model, motif, dan corak, tunik sangat cocok dipakai dalam berbagai situasi, mulai dari acara kasual hingga formal, seperti kuliah atau pesta pernikahan.
3. Abaya
Jangan sampai tertukar, ya. Abaya dan kebaya itu beda, lho. Abaya merupakan busana garmen yang mirip jubah dan berasal dari Timur Tengah, sering disebut juga sebagai gamis Arab.
Berbeda dengan gamis, abaya memiliki potongan yang lebih lebar sehingga memberikan kesan anggun dan tidak membentuk tubuh.
Bisa dibuat dari berbagai jenis kain, seperti maliky, lexus, nida, hareer, dan fursan, abaya umumnya dipakai oleh perempuan muslim di berbagai belahan dunia, termasuk Afrika Utara dan Jazirah Arab.
Nah, di Indonesia sendiri, abaya cenderung dipakai dalam berbagai acara formal, seperti hari raya atau kondangan. Jika kamu berencana jualan abaya, target pasar kamu berarti adalah perempuan muslim yang hendak menggunakannya untuk acara formal.
4. Kaftan
Kaftan adalah pakaian yang elegan dan terkenal dengan jenis kainnya ringan, mudah jatuh, dan longgar. Berasal dari Mesopotamia kuno, kini kaftan menjadi salah satu pakaian yang paling disukai oleh perempuan.
Kaftan memiliki siluet longgar dan lepas yang membuatnya sangat istimewa. Terbuat dari bahan ringan dan dapat bernapas, kaftan cocok untuk berbagai kesempatan, mulai dari acara kasual hingga formal.
Dari pertemuan santai hingga acara pernikahan, kaftan sangat serbaguna dan dapat disesuaikan dengan gaya apa pun.
5. Baju Koko
Menilik asal-usul baju koko, ternyata erat kaitannya dengan sejarah Tionghoa di Indonesia. Mengutip dari RRI, pakaian khas muslim untuk laki-laki ini, awalnya dikenal sebagai “Tui-Khim”, kemudian disebut “Tikim” oleh masyarakat Betawi.
Akhirnya, baju ini dikenal sebagai baju koko karena penggunaannya oleh laki-laki Tiongkok yang biasa dipanggil “engko-engko”. Kini, baju ini menjadi populer di kalangan muslim Indonesia dan menjadi simbol dari identitas muslim di negeri ini.
6. Sherwani
Sherwani mungkin masih asing di telinga kita, tetapi tren baju muslim ini sudah menjamur di Indonesia. Adapun sherwani adalah jubah panjang berlengan yang banyak dikenakan laki-laki di Pakistan.
Biasanya, baju muslim ini memiliki potongan yang disesuaikan dengan pinggang, jatuh di bawah lutut, dan terdapat kancing di bagian depan.
Merunut sejarah asal-usulnya, sherwani tidak bisa digunakan oleh sembarang orang. Pakaian ini hanya digunakan oleh para bangsawan dan keluarga kerajaan sebagai simbol status dan kekuatan.
Namun sherwani kini menjadi pakaian yang umum dipakai oleh laki-laki dari berbagai lapisan masyarakat, terutama pada acara pernikahan dan acara khusus lainnya.
7. Kurta
Kurta adalah pakaian longgar yang biasa dipakai di India dan beberapa negara Asia Selatan lainnya. Biasanya, kurta berbahan katun atau sutra dan tersedia dalam berbagai warna dan desain.
Baju muslim ini dapat dikenakan baik oleh laki-laki maupun perempuan, dan sering digunakan dalam berbagai acara keluarga dan ibadah. Dengan desain yang sederhana tetapi elegan, kurta adalah pilihan yang menarik untuk berbagai occasion.
8. Galabiyya
Jalabiya atau Galabiyya adalah pakaian tradisional dengan makna budaya yang kaya di negara-negara seperti Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Biasanya, Galabiyya dilengkapi dengan tudung, serta sering menampilkan sulaman yang indah dan rumit.
Dengan kain yang ringan dan mudah dipakai, Galabiyya menjadi pilihan yang cukup populer selama bulan Ramadan di Arab Saudi. Kita bisa memopulerkannya juga di Indonesia.
Cara Bisnis Baju Muslim Online
Jika kamu pengen banget memulai bisnis baju muslim, tetapi modal masih sangat terbatas, jangan putus asa! Kamu masih bisa memulai usaha kamu.
Salah satu caranya, yakni dengan jadi reseller baju muslim kemudian menjualnya secara online. Bisnis reselling di bidang baju muslim cukup menjanjikan pula.
Ini bisa jadi alternatif jika modal kamu belum cukup untuk produksi baju sendiri, apalagi membangun brand sendiri itu butuh perencanaan yang matang dan memakan waktu lama.
Namun kalau kamu mau bisnis hijab, misalnya, lalu membangun brand sendiri, kamu bisa pelajari caranya di sini.
Nah, buat yang mau tahu cara bisnis baju muslim online dengan jadi reseller, kamu bisa pelajari langkah-langkahnya di bawah ini:
1. Siapkan Modal
Langkah pertama dalam memulai bisnis baju muslim secara online, tentunya menyiapkan modal. Modal ini dapat digunakan untuk pembelian stok baju, pengelolaan situs web atau platform penjualan, biaya pemasaran, dan lain-lain.
Jika belum punya gambaran berapa modal minimal yang diperlukan pada awal memulai bisnis, kamu bisa lihat simulasi perhitungannya di akhir artikel ini, ya.
2. Beli Baju dengan Cara Konsinyasi
Jika modal sudah siap, selanjutnya apa lagi? Tentunya kamu harus menyiapkan stok baju muslim. Salah satu mendapatkan stok, yakni dengan cara konsinyasi.
Bagi yang belum tahu, konsinyasi adalah cara berbisnis yang setidaknya melibatkan dua pihak, yaitu pemilik produk dan penjual. Untuk melakukan penjualan, pemilik produk menitipkan produk mereka kepada penjual.
Produk konsinyasi biasanya harus memiliki nilai jual besar dan tahan lama. Oleh karena itu, baju menjadi produk yang paling banyak menggunakan metode bisnis ini.
Nah, dalam bisnis baju muslim ini, kamu menjadi pihak penjual. Dari penjualan baju, kamu akan mendapatkan komisi yang nilainya sudah disetujui sebelumnya.
3. Beli Baju Secara Grosir
Cara lain untuk mendapatkan stok baju, yakni dengan beli baju secara grosir. Kalau kamu ingin menjalankan bisnis baju muslim secara serius, membeli baju secara grosir bisa menjadi pilihan yang bijaksana.
Dengan membeli baju dalam jumlah besar, kamu dapat menghemat waktu dan biaya, serta meningkatkan potensi keuntungan.
Kalau kamu berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, pusat grosir baju muslim bisa mudah kamu temukan di sejumlah tempat, seperti Tanah Abang, Thamrin City, Pusat Grosir Cililitan (PGC), hingga Pasar Mayestik.
4. Tetapkan Harga Jual
Setelah mendapatkan stok baju, langkah selanjutnya adalah menentukan harga jual yang sesuai. Dalam menentukan harga, kamu perlu mempertimbangkan biaya pengadaan, biaya operasional, serta keuntungan yang ingin didapatkan.
Pastikan harga yang kamu tetapkan kompetitif, tetapi masih memungkinkanmu untuk mendapatkan keuntungan yang memadai.
5. Buat Persiapan untuk Pemotretan
Karena kamu akan berjualan secara online, penting bagimu untuk menampilkan produk secara apik melalui media seperti foto dan video.
Kamu perlu melakukan sesi pemotretan baju muslim. Jika belum punya modal untuk peralatan memotret dan membayar model, kamu bisa memotret bajumu di manekin bermodal kamera ponsel pintar.
Yang penting ketika memotret, gunakan pencahayaan yang baik dan latar belakang yang bersih agar foto produk terlihat menarik dan profesional.
6. Pilih Platform Penjualan
Langkah selanjutnya, pilihlah platform penjualan atau marketplace yang sesuai dengan target pasar kamu. Kamu bisa menjual melalui situs web sendiri, aplikasi, atau situs jual-beli online seperti Shopee, Tokopedia, BliBli, dan sebagainya.
Pertimbangkan keunggulan dan kelemahan masing-masing platform serta biaya yang terkait dengan penggunaannya. Jangan lupa pula untuk mempersiapkan media sosial sebagai media pemasaran gratis.
7. Tentukan Metode Pembayaran dan Pengiriman
Terakhir, tentukan metode pembayaran dan pengiriman yang akan kamu gunakan. Misalnya, apakah kamu akan mengaktifkan fitur COD (cash on delivery) atau cukup transfer bank dan berbagai metode digital lainnya.
Makin banyak pilihan pembayaran yang kamu sediakan, pelanggan makin nyaman untuk memilih cara membayar yang mereka sanggupi.
Nah, untuk pengiriman, kamu bisa memilih layanan logistik yang paling menguntungkanmu. Misalnya, memilih logistik yang agen atau counter-nya dekat dari lokasimu. Bisa juga pilih yang memberikan layanan penjemputan.
Perhitungan Modal Awal Bisnis Baju Muslim Reseller
Pada bagian ini, kita bakal bikin simulasi perhitungan modal awal bisnis baju muslim. Katakanlah kamu akan jualan baju koko dengan cara jadi reseller.
Kamu membeli baju koko sebanyak 5 kodi. Artinya, kamu jualan 100 pcs baju karena 1 kodi sama dengan 20 buah.
Untuk displai di toko online, kamu memerlukan manekin, ring light untuk pencahayaan, dan tripod ponsel.
Adapun untuk packaging, kamu butuh bungkus plastik baju, hang tag untuk label toko kamu, bubble wrap jika dibutuhkan, polymailer untuk pengiriman, hingga printer thermal dan stiker thermal untuk identitas pengiriman.
Ini dia perincian simulasi hitungan modal awal bisnis baju muslim dengan cara reselling:
Baju koko 5 kodi x Rp1.500.000 | Rp7.500.000 |
Manekin 2 buah x Rp100.000 | Rp200.000 |
Ring light + tripod ponsel 1 buah | Rp300.000 |
Bungkus plastik 1 pak isi 100 buah | Rp20.000 |
Bubble wrap 1 roll (50 x 125 cm) | Rp90.000 |
Polymailer untuk packing 1 pak isi 100 buah | Rp35.000 |
Printer label thermal 1 buah | Rp450.000 |
Stiker thermal 1 roll (500 pcs) | Rp50.000 |
Hang tag 100 buah x Rp300 | Rp30.000 |
Total | Rp8.675.000 |
Berdasarkan simulasi di atas, jika kamu mulai bisnis baju muslim online dengan jumlah 100 buah, kemungkinan modal yang dibutuhkan tak lebih dari Rp10 juta.
Namun perlu menjadi catatan, dari 100 buah itu, belum tentu bisa kamu jual seluruhnya. Ada sekitar 1-5% produk yang tak bisa dijual karena ada cacat, seperti kain bolong, salah jahit, bercak pada kain, dan sebagainya.
Jadi, kamu perlu pastikan juga membeli baju muslim dari produsen atau toko grosir tepercaya, yang melakukan quality control terhadap produk dengan baik.
Nah, itu dia serba-serbi mengenai memulai bisnis baju muslim. Bagaimana? Sudah tertarik untuk memulai perjalanan sebagai UMKM halal?