Halo, para pejuang UMKM! Apa kamu suka bikin-bikin desain grafis, tetapi tidak tahu bagaimana menghasilkan cuan dengan menjualnya sebagai produk? Kamu perlu tahu yang namanya print on demand.
Jadi, print on demand adalah model bisnis penyedia jasa cetak untuk produk-produk polosan yang biasanya adalah produk white label.
Di Indonesia, penyedia jasa tersebut juga sudah cukup banyak. Produknya pun beragam. Mulai dari kaus, mug, poster, stiker, dan masih banyak lagi.
Kalau kamu ingin menjual produk-produk tertentu dengan desainmu ini, kerja sama dengan penyedia jasa print on demand bisa jadi pilihan yang menarik.
Ada juga penyedia jasa yang sekaligus menawarkan jasa dropship untuk penjual eceran. Ini tentunya cocok banget kalau kamu punya toko online.
Dalam artikel ini, Cerita UMKM akan mengupas tuntas dunia print on demand yang penuh warna dan peluang, khusus buat kamu yang ingin tahu lebih banyak sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan penyedia jasanya.
Apa itu Print on Demand?
Menurut Printify, print on demand (PoD) adalah model bisnis e-commerce yang melibatkan kerja sama dengan penyedia jasa cetak untuk mempersonalisasi produk white label. Dengan model bisnis ini, kamu bisa menjual produk-produk tersebut berdasarkan sistem pre-order dengan merek atau label kamu sendiri.
Konsep PoD ini juga mirip dropshipping. Produk hanya dicetak setelah ada pesanan dari pelanggan. Jadi, kamu tidak perlu menyimpan stok barang dalam jumlah besar.
Di beberapa penyedia jasa PoD, mereka bahkan bisa mengurus semuanya buat kamu. Mulai dari proses cetak, pengepakan, hingga pengiriman produk ke pelanggan. Ini tentunya menguntungkan buat UMKM yang ingin fokus di pengembangan produk, strategi pemasaran, atau aspek lainnya, tanpa harus repot mengurusi logistik.
Selain itu, PoD juga cocok kalau kamu ingin menguji coba lini produk atau ide bisnis baru tanpa perlu menghadapi risiko besar, seperti menyimpan banyak stok yang butuh modal besar.
Kamu bisa eksperimen dahulu dengan berbagai desain dan produk. Lalu memantau mana yang paling diminati oleh pasar sebelum akhirnya memutuskan produksi dalam jumlah besar.
Intinya, model bisnis ini menawarkan fleksibilitas dan kemudahan bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis dengan risiko lebih rendah. Ini bisa jadi solusi ideal bagi kamu yang ingin memulai bisnis dengan modal kecil.
Produk-Produk Print on Demand yang Laku Dijual
Setelah tahu konsep kerja dan pengertian print on demand atau PoD, lalu produk seperti apa saja yang bisa PoD? Terlebih, produk apa saja yang laku di pasaran?
Nah, berikut ini ada beberapa jenis produk yang cocok dengan model PoD, sekaligus enggak pernah ada matinya, alias selalu dibutuhkan sama konsumen!
1. Kaus
Kaus, baik yang lengan pendek maupun lengan panjang, merupakan jenis pakaian basic yang selalu laku dari tahun ke tahun. Supaya bisnis kaus kamu laku, kamu bisa bikin variasi di warna kaus dan desain gambar yang bakal di-print menggunakan jasa PoD.
Jangan lupa untuk bikin variasi ukuran, ketebalan dan bahan kain, hingga jenis pakaian lain, seperti kaus oblong, tank top, hingga hoodie.
2. Mug dan Tumbler
Selain pakaian, wadah minum seperti mug dan tumbler juga jadi produk PoD favorit dengan permintaan yang selalu ada sepanjang tahun. Selain mug putih standar, kamu bisa menawarkan mug dengan interior berwarna atau mug enamel yang trendi.
Untuk harga jual yang lebih tinggi, pertimbangkan edisi terbatas dengan desain unik atau bahan premium seperti porselen. Selain mug, tumbler juga bisa dipesan melalui jasa PoD dan menjadi pilihan menarik.
3. Poster
Punya desain yang menarik untuk dipajang? Bagaimana kalau membuat poster saja? Karena ukuran poster yang besar, pastikan kualitas gambar tinggi, minimal 300 dpi, agar hasil cetakannya tidak pecah.
Kalau target pasar kamu adalah orang tua dengan anak balita hingga sekolah dasar, menjual poster edukasi juga bisa menjadi pilihan menarik.
4. Tote Bags
Selain pakaian, produk berbasis kain yang juga laku dijual, yaitu tote bag. Apalagi di beberapa kota besar, penggunaan kantong plastik sudah dilarang, sehingga penjualan tote bag bisa jadi alternatif yang menarik.
Dengan permukaan datar dan persegi panjang, desain bisa dengan mudah diadaptasi ke tote bag. Kamu bisa menawarkan tote bag yang serasi sebagai upsell atau cross-sell bersama produk lain yang kamu jual.
5. Stiker
Stiker bakal selalu jadi produk PoD populer, terutama bagi para penggemar journaling. Kamu bisa buat stiker dengan desain lucu dan menarik.
Di e-commerce, banyak toko yang memanfaatkan model PoD untuk terus memperbarui lini produk stiker mereka dengan ilustrasi bertema film, lagu, dan meme populer. Kamu juga bisa bikin stiker dengan kata-kata motivasi. Pastikan gunakan font dan warna yang menarik, ya!
6. Bantal
Kalau kamu punya toko online di bidang dekorasi rumah, menjual bantal hasil print on demand juga bisa jadi pilihan menarik.
Sejumlah penyedia jasa menawarkan bantal bebentuk persegi, hingga berbentuk khusus, tergantung dari desain yang kamu berikan. Kamu juga bisa menjual bantal dengan desain kustom yang biasanya cocok untuk dijadikan kado.
7. Casing Ponsel
Memulai bisnis casing ponsel juga mudah dilakukan dengan bantuan jasa PoD. Casing ponsel cenderung murah untuk diproduksi dan menawarkan margin tinggi.
Permintaan casing ponsel pun bakal selalu ada karena orang sering mengganti ponsel atau mengganti casing dengan model terbaru, supaya penampilan ponsel lebih fresh.
Kelebihan dan Kekurangan Print on Demand
Bagaimana? Sudah mulai tertarik buat merintis usaha jualan produk hasil print on demand? Namun sebelum memulai, kamu harus tahu kelebihan dan kekurangannya, ya.
Soalnya, menjalankan bisnis itu enggak selalu lancar. Kalau kamu paham plus-minus suatu model bisnis, kamu bisa mengantisipasi hambatan apa saja yang mungkin terjadi di masa depan. Jadi kamu lebih siap untuk mengatasinya.
Nah, kita mulai dahulu dari kelebihan print on demand, ya. Ini dia daftar kelebihannya:
- Tidak perlu investasi besar di awal: Salah satu keuntungan terbesar dari PoD adalah kamu tidak perlu mengeluarkan modal besar di awal untuk memulai bisnis baru. Tidak perlu beli peralatan cetak mahal atau sewa gudang untuk penyimpanan stok. Artinya, risiko finansial model bisnis ini lebih rendah, cocok buat pelaku UMKM pemula.
- Proses cepat: Dengan PoD, kamu dapat menambahkan desain ke produk dan mulai menjual dalam hitungan menit. Prosesnya sangat cepat dan efisien, memungkinkanmu untuk segera memulai usaha, terutama bisnis online.
- Ruang kreativitas terbuka lebar: Kamu bisa menempelkan desain apa pun di produk apa pun tanpa perlu pusing soal urusan logistik. Jadi, kamu bisa fokus pada desain dan ide produk yang unik dan menarik.
- Mudah melakukan eksperimen: Kalau desain tertentu tidak terjual sebanyak yang kamu harapkan, kamu bisa dengan mudah mencoba ide desain lain. PoD memudahkan eksperimen dengan berbagai desain, jadi kamu bisa menemukan apa yang disukai pelanggan.
- Tidak perlu manajemen stok: Dengan PoD, kamu tidak perlu khawatir soal gudang atau manajemen stok fisik. Semua produk diproduksi sesuai permintaan, sehingga tidak ada risiko stok yang tidak terjual.
- Bisa jual produk kustom: Model bisnis PoD memungkinkanmu menawarkan desain baru atau produk kustom berdasarkan tren atau permintaan pelanggan. Semua ini bisa kamu lakukan tanpa biaya tambahan atau menunggu produksi massal.
Itu dia sejumlah kelebihan print on demand, sekarang kita lihat aspek apa saja yang jadi kekurangan print on demand di daftar berikut ini:
- Biaya per produk lebih tinggi: margin keuntungan dari PoD biasanya lebih rendah dibandingkan model bisnis lainnya, misalnya membeli secara grosir. Hal ini disebabkan oleh biaya cetak, pengemasan, dan staf produksi yang termasuk dalam harga produk satuan.
- Durasi penyelesaian pesanan belum tentu cepat: Waktu pengiriman produk PoD bergantung pada waktu penyelesaian pesanan dan pengiriman dari penyedia jasa. Beda kalau kamu menyimpan stok terlebih dahulu, jadi proses pengiriman ke pelanggan akhir bisa lebih cepat.
- Tidak ada kontrol kualitas: Kamu bisa mengandalkan penyedia jasa untuk mencetak dan mengirim secara dropship langsung ke pelanggan. Namun risikonya, kamu enggak bisa mengontrol langsung kualitas produk yang dikirim itu.
- Pilihan kustomisasi produk terbatas: Sejumlah penyedia jasa PoD mungkin memiliki batasan pada jenis produk yang bisa dicetak, yang bisa membatasi kreativitas kamu.
PoD menawarkan banyak keuntungan bagi pelaku UMKM, terutama dalam hal fleksibilitas dan risiko finansial yang rendah. Namun, penting untuk mempertimbangkan kekurangan yang ada sebelum memutuskan apakah model bisnis ini cocok untuk kamu.
Cara Memulai Usaha dengan Bantuan Jasa Print on Demand
Nah, kalau kamu sudah memutuskan untuk memulai usaha jualan dengan menggunakan bantuan jasa print on demand, pertanyaan selanjutnya pasti: Mulai dari mana, nih?
Bagi yang bingung, jangan khawatir! Berikut ini Cerita UMKM bakal memberikan panduan cara memulai usaha dengan bantuan jasa PoD.
1. Pilih Penyedia Jasa Cetak yang Tepat
Memilih penyedia jasa PoD yang tepat adalah langkah awal yang krusial untuk kesuksesan usahamu. Ada beberapa hal yang perlu kamu tinjau sebelum mulai kerja sama.
Mulai dari harga layanan, kualitas cetak, kecepatan pengerjaan, hingga apakah jasa PoD tersebut melayani dropshipping atau tidak. Selain itu, pastikan pula mereka bisa mencetak sejumlah produk yang memang ingin kamu jual.
2. Pesan Sampel
Setelah menemukan beberapa penyedia jasa PoD yang sesuai keinginanmu, kamu bisa pesan beberapa produk sebagai sampel. Hal ini supaya kamu bisa melihat kualitas cetak, kecepatan pengerjaan, hingga keamanan kemasan untuk pengiriman.
Kamu bisa merasakan langsung bagaimana pesanan akan sampai ke pelanggan. Tahap ini adalah langkah penting, jadi jangan lewatkan.
3. Buat Mockup
Nah, kalau sudah menemukan jasa PoD yang tepat, hasil sampelnya juga bagus, langkah berikutnya launching toko online kamu.
Namun bagaimana dengan foto produknya? Tentunya kamu harus buat mockup, karena tidak mungkin juga kamu print satu per satu untuk difoto.
Pastikan kamu membuat mockup yang menarik untuk produk yang hendak dijual. Mockup memungkinkan pelanggan membayangkan seperti apa hasil cetakan produk kustom kamu.
4. Buat Toko Online
Pastikan kamu sudah menentukan jenis produk yang hendak dijual. Kemudian desain-desain yang kamu buat sudah siap cetak, dan tentunya sudah ada mockup-nya. Penting juga untuk menetapkan harga, yang biasanya mencakup biaya dasar produk ditambah margin keuntungan.
Jangan lupa juga kamu sudah punya nama toko, logo, dan identitas brand lainnya yang siap untuk dipamerkan ke publik. Kalau semua itu sudah siap, kamu sudah bisa membuat toko online, baik itu di e-commerce atau bikin situs web sendiri.
5. Lakukan Pemasaran Produk
Jika toko online kamu sudah selesai dibuat dan produk-produk juga sudah diunggah di etalase, langkah berikutnya adalah mempromosikan produk.
Kamu bisa membuat akun di berbagai media sosial, seperti Instagram, Tiktok, Facebook, hingga X, lalu posting konten promosi secara rutin.
Kalau ada modal yang cukup, kamu juga bisa pasang iklan di media sosial. Makin efektif strategi pemasaranmu, makin tinggi angka penjualan yang akan kamu dapat.
6. Menerima dan Memenuhi Pesanan
Ketika ada yang melakukan pemesanan, kamu bisa meneruskan pesanan ke penyedia jasa PoD dan mereka akan mengambil alih.
Mereka akan mencetak produk dengan desainmu dan mengirimkannya langsung ke pelanggan. Kamu hanya perlu memastikan proses ini berjalan dengan lancar.
Itu dia serba-serbi mengenai print on demand. Kesimpulannya, memulai usaha dengan bantuan jasa print on demand itu merupakan langkah yang tepat buat pelaku UMKM pemula.
Hal ini karena modal awal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Kamu bisa fokus menelurkan berbagai variasi desain, sedangkan urusan produksi dan pengiriman ditangani oleh ahlinya.
Coba bayangkan, kamu bisa memiliki produk unik tanpa harus menyewa gudang atau khawatir barang tidak laku! Semoga usahamu sukses, ya!